Sejak kendaraan-kendaraan berat
tak diijinkan lagi melintas dalam kota, jalanan pinggir kota itu selalu
bergetar hingga larut malam. Bus-bus antar kota, truk-truk barang, truk-truk
kontainer, meninggalkan jejak retakan,
rekahan, dan lubang besar pada ruas jalan. Walau jalanan pinggir kota itu
sekarang lebih lebar dan hidup, tak ada rumah baru yang dibangun di sepanjang
pinggir ruas jalan. Sejumlah perubahan yang membedakannya dengan masa seratus
tahun lalu adalah terik dan gersang akibat ditumbangkannya puluhan pohon kenari
raksasa yang memagar tepi jalan. Ketika jalanan itu dijadikan satu-satunya
jalur pelintasan kendaran-kendaraan berat, pos pungutan retribusi kendaraan
barang didirikan di dekat jembatan.