Laman

Minggu, 09 Juni 2019

Selayang Pandang: Dari Nusa Barong ke Jember


Dwi Pranoto



Masyarakat Jember masa lalu tak dapat dibayangkan sebagai suatu masyarakat yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam suatu sistem kebudayaan yang padu. Gelombang migrasi dengan latar sosial dan kebudayaan yang beragam yang disertai kekuasaan politik sebagai faktor penentu utama dalam penggorganisasian sosial membuat pembauran sosial dan budaya tak dapat sepenuhnya terjadi – bahkan jejaknya sampai hari ini masih kita saksikan seperti pengelompokan besar etnis Madura di sebelah Utara dan etnis Jawa di sebelah selatan, pun pada produk-produk budaya yang terpisah sampai hari ini, walaupun juga berkembang dialek Jawa-Jemberan di antara bahasa Jawa dan Madura yang masih terus dipraktikan di tengah masyarakat hari ini – . Pola migrasi yang mengikuti mobilisasi untuk kepentingan ekonomi dan penempatan-penempatannya pada kantong-kantong ekologi perkebunan yang teradministrasi tampaknya membuat rintangan atau batasan interaksi sosial yang terus menerus antar kelompok masyarakat.

Senin, 06 Mei 2019

Egalitarianisme, Pengajaran Kerja-lapang dan Kalistenik Anarkis







Wawancara dengan James C. Scott
Egalitarianisme, Pengajaran Kerja-lapang
dan Kalistenik Anarkis
Oleh Diego Palacios Cerezales, Diogo Duarte, Jose Manuel Sobral dan Jose Neves

Analise Social, 2006, XLVIII (2.0), 2013
ISSN ONLINE 2182-1999

 
EDICAO E PROPRIEDADE
Instituto de Ciencias Sociais da Universidade de Lisboa. Av. Professor Anibal de Bottencourt, 9
1600-189 Lisboa Portugal – analise. social@ics.ul.pt







Egalitarianisme, Pengajaran Kerja-lapang
dan Kalistenik Anarkis
Wawancara dengan James C. Scott Oleh Diego Palacios Cerezales, Diogo Duarte, Jose Manuel Sobral dan Jose Neves


James C. Scott adalah Profesor Kepala Ilmu Politik dan Antropologi di Universitas Yale di mana ia bertanggungjawab untuk Program dalam Kajian-kajian Agraria. Penulis buku-buku fundamental tentang lapangan-lapangan kajian Agraria dan Gerakan-gerakan Sosial (tapi beresonansi luas dalam bidang-bidang ilmu sosial lain), yakni The Moral Economy of the Peassant: Rebellion and Subsistence in Southeast Asia (1977), Weapons of the Weak Everyday Forms of Peassant Resistance (1985), dan Domination and the Arts of Resistance: Hidden Transcripts (1990), Scott akhir-akhir ini juga menerbitkan The Art of Not Being Governed: An Anarchist History of Upland Southeast Asia (2009). Karyanya telah menjadi sumber utama inspirasi bagi kami dan karena itu kami mengundangnya untuk mengunjungi Portugal guna mendiskusikan sejumlah elemen-kunci penelitian-penelitiannya.