Laman

Kamis, 05 Februari 2015

Identitas Etno-kultural dalam Sastra Using: Pembacaan Syair Lagu-Lagu Banyuwangi Sebelum dan Sesudah ‘65



Jarang bagi orang-orang di pinggiran kekuasaan negara – para peladang, orang bukit, para perambah hutan, atau pun para petani di “pedalaman” pedesaan – yang tidak menperoleh istilah yang mempunyai konotasi-konotasi stimagtisasi.
– James C. Scott (2009)



Sastra Using, dalam hal ini syair lagu-lagu Banyuwangi, menyimpan dinamika gagasan-gagasan sosio-kultural-politik dalam masyarakat Banyuwangi. Jika kita bentangkan seluruh periode penciptaan lagu-lagu Banyuwangi kita akan menemukan suatu masa transisi antara angkatan pra 65 dan pasca 65. Suatu periode pendek yang mungkin dapat dianggap sebagai retakan atau jembatan atau sekaligus keduanya dari dua masa tersebut. Tulisan ini dimaksudkan menyelami masa transisi yang setidaknya sampai saat ini agaknya masih tertutup rapat. Berupaya membongkar kebungkamannya dengan melacak ke belakang dan ke depan, serta meninjau kejadian-kejadian dan gagasan-gagasan lain di luarnya yang mungkin memiliki hubungan dan mungkin dapat memberikan penjelasan-penjelasan yang memadai dan mencerahkan.