Jarang bagi
orang-orang di pinggiran kekuasaan negara – para peladang, orang bukit, para
perambah hutan, atau pun para petani di “pedalaman” pedesaan – yang tidak
menperoleh istilah yang mempunyai konotasi-konotasi stimagtisasi.
– James C. Scott (2009)
Sastra Using, dalam hal ini syair
lagu-lagu Banyuwangi, menyimpan dinamika gagasan-gagasan sosio-kultural-politik
dalam masyarakat Banyuwangi. Jika kita bentangkan seluruh periode penciptaan
lagu-lagu Banyuwangi kita akan menemukan suatu masa transisi antara angkatan
pra 65 dan pasca 65. Suatu periode pendek yang mungkin dapat dianggap sebagai
retakan atau jembatan atau sekaligus keduanya dari dua masa tersebut. Tulisan
ini dimaksudkan menyelami masa transisi yang setidaknya sampai saat ini agaknya
masih tertutup rapat. Berupaya membongkar kebungkamannya dengan melacak ke
belakang dan ke depan, serta meninjau kejadian-kejadian dan gagasan-gagasan
lain di luarnya yang mungkin memiliki hubungan dan mungkin dapat memberikan
penjelasan-penjelasan yang memadai dan mencerahkan.