Dwi Pranoto
Masyarakat Jember masa
lalu tak dapat dibayangkan sebagai suatu masyarakat yang sepenuhnya
terintegrasi ke dalam suatu sistem kebudayaan yang padu. Gelombang migrasi
dengan latar sosial dan kebudayaan yang beragam yang disertai kekuasaan politik
sebagai faktor penentu utama dalam penggorganisasian sosial membuat pembauran
sosial dan budaya tak dapat sepenuhnya terjadi – bahkan jejaknya sampai hari
ini masih kita saksikan seperti pengelompokan besar etnis Madura di sebelah
Utara dan etnis Jawa di sebelah selatan, pun pada produk-produk budaya yang
terpisah sampai hari ini, walaupun juga berkembang dialek Jawa-Jemberan di
antara bahasa Jawa dan Madura yang masih terus dipraktikan di tengah masyarakat
hari ini – . Pola migrasi yang mengikuti mobilisasi untuk kepentingan ekonomi
dan penempatan-penempatannya pada kantong-kantong ekologi perkebunan yang
teradministrasi tampaknya membuat rintangan atau batasan interaksi sosial yang
terus menerus antar kelompok masyarakat.